Breaking News

Mantap... !! Raja Salman Sebut Restui Ahok Jadi Gubernur ?

JAKARTA - ADEGAN jabat tangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis Al-Saud dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) langsung viral di media sosial. Tidak butuh lama, warga dunia maya (netizen) segera mengait-kaitkannya dengan Pemilihan Gubernur DKI yang akan memasuki putaran kedua.

Budayawan Mohamad Sobary mengatakan, jabat tangan antara Raja Salman dan Ahok tidak hanya merepresentasikan penghargaan sang raja atas keberagaman dan pluralisme di Indonesia. Jabat tangan itu juga dapat dimaknai bentuk dukungan terhadap Ahok.

"Pak Ahok direstui oleh beliau. Maknanya mungkin bisa seperti ini: Ahok, ojo kuatir le. Salam dan barokah untukmu," ujar budayawan Mohamad Sobary dalam diskusi di Kantor Para Syndicate, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (3/3).

Seperti diberitakan, Ahok menyambut langsung kedatangan Raja Salman di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (1/3) lalu. Raja Salman sempat menjabat tangan Ahok. Sesaat setelah menjabat tangan Ahok, Raja Salman menyentuh dadanya sendiri sebagai tanda penghargaan. Hal yang sama juga ia lakukan saat berjabatan dengan Menteri Agama Lukman Saifuddin.

Sobari meyakini, sosok Ahok tak asing bagi Raja Salman. Pasalnya, Pilkada DKI menjadi sorotan dunia internasional setelah diwarnai sejumlah aksi unjuk rasa besar. Sebagaimana kunjungan kenegaraan pada umumnya, menurut Sobari, Raja Salman seyogianya telah diberikan pengarahan singkat oleh protokoler kerajaan terkait kondisi politik nasional di negara yang akan dikunjungi.

"Jadi ini bukan kebetulan semata. Salaman itu memainkan simbol pemihakan. Raja Salman juga sekaligus ingin menunjukkan bahwa Arab Saudi itu lebih toleran daripada yang digambarkan selama ini," tutur Sobary.

Hal senada diungkapkan pengamat etika politik dan komunikasi politik Benny Susetyo. Menurut dia, kunjungan Raja Arab dan jabat tangan dengan Ahok merupakan bentuk penghargaan terhadap nilai-nilai kebhinekaan dan pluralisme yang dipraktikan di Indonesia.

"Raja seolah mengatakan Islam menghargai perbedaan dan dengan jabat tangan ini, Raja tidak ingin membeda-bedakan. Apalagi, hari ini (Jumat, 3/3) juga dia bertemu dengan tokoh lintas agama untuk berdialog," ujar pria yang akrab disapa Romo Benny itu.

Menurut Romo Benny, pernyataan-pernyataan Raja Salman seputar Islam damai menunjukkan bahwa pemimpin Arab Saudi itu tidak mengharapkan adanya politisasi terhadap agama. "Agama sebagai alat justifikasi politik praktis itu gugur. Tapi, kembalilah ke pertarungan ide dan gagasan. Kita ingin pilkada rasa keindonesiaan dan tidak melegalkan agama sebagai alat," imbuhnya.

Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menambahkan, jabat tangan antara Ahok dan Raja Salman bisa dimaknai sebagai salah satu kemenangan petahana dalam pertarungan simbolik pada putaran kedua Pilgub DKI Jakarta.


"Bisa dimaknai dua. Pertama, ini merupakan kritik kepada mereka yang anti terhadap perbedaan. Kedua, di sisi politik, ini juga menunjukkan Ahok juga diterima baik oleh Raja Salman," ujarnya. (mediaindonesia)

Tidak ada komentar