Breaking News

Waduh...!! Fahri Hamzah Sebut KPK Institusi yang Brengsek, Padahal Mulut Dia Yang Brengsek

JAKARTA – Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah geram ketika namanya disebut dalam sidang kasus suap pajak PT Eka Prima Ekspor (EKP) Indonesia. Padahal selama ini, dia merasa sebagai wajib pajak yang patuh.

Politisi PKS ini menganggap lembaga antirasuah itu sengaja menyebut namanya dalam sidang tersebut. Dia menduga, KPK sengaja mencari-cari kesalahannya bertepatan ketika Fahri turun ke aksi 411 bela islam pada 4 November 2016.

“Padahal berengsek di dalamnya banyak polisi, penyidiknya banyak kena pecat, penyidikannya tertutup, orang enggak boleh didampingi lawyer. BAP diputar berkali-kali, diubah-ubah, ngomong ini ganti lagi, besoknya si ini dilindungi si ini, enggak mau disebut negaranya,” beber Fahri di Kompleks Parlemen, Rabu (22/3/2017).

Menurutnya, KPK sama saja seperti institusi yang anti kritik. Pasalnya, sejumlah pengacara yang pernah keras mengkritik KPK, kini seakan tunduk kepada lembaga antirasuah itu.

“Supaya orang kayak saya jadi takut, diem. Kayak teman-teman lawyer sekarang, diam kan, enggak berani lagi kritik KPK. Lawyer kalau berani yang sengsara kliennya. Pejabat juga enggak berani,” sindirnya.

Padahal sebagai wakil rakyat, Fahri merasa berhak mengkritik lembaga pimpinan Agus Rahardjo itu. “Dia menganggap enggak boleh dikritik karena misinya mulia. Ini persis pikiran lama kaum tiran di abad pertengahan yang merasa mulia. Lalu dia enggak boleh dikritik, padahal dia pakai duit negara,” tutupnya.

Selain Fahri, Politisi Gerindra Fadli Zon juga disebut dalam persidangan tersebut. Nama keduanya muncul ketika jaksa menunjukan percakapan Whatsapp antara Kasubdit Bukti Permulaan Penegakan Hukum Direktorat Jenderal Pajak, Handang Soekarno dengan ajudan Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiesteadi, Andreas Setiawan.

“Syahrini siapa ini yang dimaksud?” tanya Jaksa Takdir kepada Handang, saat bersaksi untuk terdakwa Rajamohanan.

“Ini Syahrini yang artis,” jawab Handang.

“Terus, ini ada WA pada tanggal 7 November. Di sini ada nama-nama seperti Pak Egi Sujana, Fadli Zon, Fahri Hamzah. Ini kaitannya apa?” tanya Jaksa Takdir lagi.


“Saya tidak ingat,” klaim Handang, di hadapan hakim ketua. (KS)

Tidak ada komentar