Breaking News

Ini Penampakan Metro Kapsul Buatan Subang

JAKARTA - Sebuah kendaraan mirip minibus dengan 8 roda terparkir di halaman luar gedung pameran Jakarta Convention Center (JCC) di Senayan, Jakarta. Kelirnya dominan putih, dengan logo visit Indonesia terpampang di body yang masih mulus.

Kacanya hitam terlihat masih anyar, dengan 2 tangga diletakkan di samping pintu masuk. Ini kendaraan metro kapsul besutan PT Teknik Rekayasa Kereta Kapsul (Trekka) yang dibuat di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Saat memasuki bagian dalam metro kapsul ini, kursi cukup lenggang. Dengan kursi warna biru muda dengan ukuran dan bentuk yang hampir sama dengan kursi di KRL, lengkap dengan pegangan tangan untuk penumpang berdiri.

Metro kapsul ini dikendalikan dari jarak jauh, sehingga kecepatan sampai pintu otomatis dikontrol dari jarak jauh. Ini membuat bagian depan dan belakang metro kapsul terasa lebih longgar lantaran tidak ada ruang untuk pengemudi.

Jika dilihat dari bentuknya, maka metro kapsul ini hampir serupa dengan skytrain yang jadi moda transportasi penghubung antar terminal di Bandara Changi Singapura.

Direktur Operasi Trekka, Leonnardo Feneri mengungkapkan, metro Kapsul berbentuk seperti bus dengan 8 roda namun digerakkan dengan listrik dengan trek khusus di atas beton layang (elevated) di ketinggian 6 meter. Sementara tenaga penggeraknya adalah listrik seperti halnya kereta commuter.

Dengan lebar kapsul 2,2 meter dan panjang 9 meter, satu kapsul made in Subang ini sendiri bisa mengangkut 50 penumpang sekali jalan. Dalam sekali perjalanan, satu setidaknya ada 4-5 Metro Kapsul yang berjalan beriringan sehingga bisa mengangkut setidaknya 200-250 penumpang dengan jalur elevated (melayang).

Leonnardo menuturkan, metro kapsul sudah diuji coba di atas trek di bengkel produksinya di Subang. Pihaknya saat ini baru mulai mempersiapkan tender pengadaan moda transportasi umum di sejumlah kota.

"Kita baru mulai ikut tender di beberapa kota yang menyediakan transportasi publik seperti Jakarta, Bandung, dan lainnya," kata Leonnardo kepada detikFinance, Kamis (8/9/2016).

Dia mengklaim, keunggulan metro kapsul yakni konten lokalnya yang mencapai 95%. Serta tidak memakan banyak tempat untuk pendirian tiang penyangga treknya yang hanya berdiameter 1 meter.

"Trek yang kecil membuat biaya konstruksi kita ketimbang LRT lebih murah. Selain itu konten lokal kita bisa dikatakan lebih tinggi dan dikembangkan oleh insinyur dalam negeri," terang Leonnardo.

Sebagai informasi, metro kapsul sendiri dikembangkan oleh konsorsium dari 5 perusahaan yakni Trekka, PT PP (Persero), PT Kereta Kapsul Manufaktur (MMM), PT Indoserako Sejahtera, dan PT Metro Putra Perkasa.(Sumber Detikcom)

Tidak ada komentar