Penjelasan MUI Kota Serang, Pengukuhan Imam Besar Umat Islam Hanya Untuk Anggota FPI

SERANG – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Serang angkat bicara soal pengukuhan Habib Rizieq Syihab. Pengangkatan Rizieq dianggap tidak masalah selama hanya sebatas imam untuk Fron Pembela Islam (FPI).

“Jika yang dimaksud sebutan imam besar umat Islam dalam lingkup terbatas dikalangan sendiri (hanya dilingkungan FPI), maka hal tersebut boleh-boleh saja, sehingga penyebutan lengkapnya imam besar umat Islam versi FPI,” kata Sekretaris MUI Kota Serang, Amas Tadjuddin, ditemui di Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Banten, Rabu (11/1/2017).

Penganugrahan sebutan imam besar umat Islam tersebut, menurut Amas, jika melibatan seluruh umat Islam yang beragam faham dan pendapat baik dalam fiqih maupun konsepsi tasawuf maupun aqidah, maka hal tersebut tidak akan terjadi alias tidak dikenal istilah sebutan imam besar tersebut.

Dalam catatan sejarah penyebutan Imam sendiri, kata Amas, hanya bagi tokoh-tokoh islam yang berprestasi di bidangnya.

“Tidak ada deklarasi apalagi penganugrahan melibatkan kumpulan massa yang diundang untuk kegiatan tersebut, melainkan penyebutan imam kepada tokoh berprestasi tersebut adalah sapaan kehormatan dari murid-muridnya dan yang sepaham dengan karyanya sama seperti panggilan kiyai kepada tokoh agama oleh murid muridnya,” jelas Amas.

Dari logika ini, Amas mencontohkan, muncul sebutan Imam Syafei, Imam Maliki, Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Ghozali, Imam Nawawi dan lain-lain.

“Penyebutan imam kepada tokoh berprestasi dimaksud bukan dalam pengertian imamah kedaulatan pemerintahan struktural,” imbuhnya.

Lebih jauh, Amas menandaskan, bahwa sebutan imam dalam shalat tidak diperlukan deklarasi dan penganugrahan, cukup bersepakat menunjuk seseorang sesaat sebelum sholat berjamaah dimulai.

“Atau imam rutin di masjid tertentu, sehingga disebut imam besar Masjid Istiqlal misalnya, dan itu hanya berlaku bagi jamaah shalat di Masjid Istiqlal,” pungkas Amas.

KRIMINALITAS.COM