Anggotanya Dipenjara, FPI Merengek Minta Tersangka Perusakan Sekretariat GMBI Ditangguhkan Penahananya

BOGOR - Front Pembela Islam (FPI) mengajukan penangguhan penahanan tersangka perusakan kantor sekretariat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Kuasa Hukum FPI beralasan sebagian pelaku masih di bawah umur dan berstatus sebagai pelajar.

Kuasa hukum FPI datang bersama puluhan Laskar Pembela Islam ke Markas Polisi Resor Bogor, Sabtu, 14 Januari 2017 siang. Setelah beberapa jam menemui Wakil Kepala Polres Bogor Dian Setyawan, kuasa hukum FPI akhir keluar tanpa kepastian penangguhan penahanan yang diajukannya.

"Pengajuan penangguhan penahanan itu kan hak masyarakat. Pengabulannya juga menjadi hak polisi. Yang penting kita sudah berupaya," kata Kuasa Hukum FPI Ichwan Tuankota di pintu gerbang Mapolres Bogor. Setelah melihat identitas ke-12 tersangka, ia menegaskan mereka bukan anggota apalagi aktivis FPI. Tindakan yang mereka lakukan diyakini sebagai bentuk simpati mereka terhadap kabar penyerangan FPI di Bandung.

Kepolisian Resor Bogor menetapkan 12 tersangka perusakan kantor sekretariat GMBI pada Jumat, 13 Januari 2017 dini hari lalu. Kepala Polres Bogor Andi M Dicky Pastika memastikan penetapan status tersangka berdasarkan hasil pemeriksaan petugas dan olah tempat kejadian perkara.

"Dari 20 orang yang ditangkap kemarin, kami menetapkan 12 tersangka. Sedangkan delapan orang lainnya dibebaskan karena tidak cukup bukti yang memberatkan," kata Dicky di markasnya, Sabtu (14 Januari 2017. Ia meyakinkan para tersangka telah bekerja sama merusak bangunan kantor tersebut seperti mendobrak hingga membakar barang-barang yang ada di lokasi, Desa Tegal Waru Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.

PIKIRANRAKYAT.COM