Breaking News

Waduh... Novel Tuduh, Penyadap Percakapan SBY – Kiai Ma’ruf Didapat Dari Polisi Atau BIN

JAKARTA – Sekretaris Jenderal Dewan Syuro DPD Front Pembela Islam (FPI), Habib Novel Bamukmin mengatakan, mencuatnya kasus dugaan penyadapan pembicaraan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin oleh Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan kuasa hukumnya menunjukkan ketidaknetralan aparatur pemerintah.

“Kita perkiraan dua kemukinan data (pembicaraan) itu (didapat) dari BIN atau dari polisi. Karena kita lihat sudah ada ketidaknetralan,” kata Habib Novel kepada Okezone, Jumat (2/2/2017).

Sebuah percakapan lewat sambungan telefon, apalagi tokoh penting di negara ini tak mungkin didapat oleh orang biasa. Hal itulah yang membuatnya curiga ada pihak-pihak tertentu yang melindungi Ahok.

“Karena tidak mungkin dia dapat, tidak bisa sembarangan karena percakapan itu dua bulan lalu. Kalau bukan ahlinya. Kalau orang biasa tidak mungkin bisa dapat dibongkar data itu,” tuturnya.

Novel juga mempertanyakan kunjungan Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan dan sejumlah pejabat polri lainnya ke kediaman Kiai Ma’ruf Amin, sehari setelah mendapat ancaman dari Ahok.

“Melihat ini sudah tidak ada kenetralan lagi daripada aparatur pemerintahan, baik sipil,  kemudian dari yang tidak ada korelasinya seorang menteri maritim mengurusi daripada urusan hukum persidangan, ini menjadi tanda tanya kita, urusan apaan seorang menteri maritim untuk datang.  tak lain tak bukan ini adalah yaitu bentuk dari pada ketidaknetralan,” bebernya.


Novel menduga, kedatangan Luhut dan Iriawan ke kediaman Kiai Ma’ruf Amin untuk meredam polemik yang terjadi, agar sikap Ahok di persidangan bisa dimaklumi. “(diduga) Ini agar Ahok ini diterima, Ahok ini dimaklumi agar jangan diperpanjang urusannya ini,” tutupnya. (okezone)

Tidak ada komentar