Breaking News

Warga Pulau Pramuka Tolak Rencana Tabligh Akbar Aa Gym Cs Karena Berbau Politik

JAKARTA  - Rencana tablig akbar Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) yang menghadirkan dai kondang Aa Gym dan sejumlah ulama di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara berbuah polemik.

Ketua Kelompok Nelayan Pulau Pramuka Abdullah bin Saidah meminta tablig akbar ditunda. Dia menduga ceramah Aa Gym dalam tablig akbar nanti akan berbau politik. Apalagi penyelenggara tablig akbar ini merupakan salah satu massa antipasangan calon tertentu di Pilgub DKI.

"Warga Pulau sudah tenteram dan jangan diganggu lagi. Seperti kemarin, kami dinyatakan oleh saksi Noval Bamukmin (persidangan Ahok 3 Januari 2017) bahwa kami kurang iman, itu terlalu menyakitkan. Dan sekarang kami sudah bisa mengendalikan diri. Jangan dibikin panas lagi," ujar Abdullah dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (8/1).

Abdullah mengingatkan, ceramah tentang agama baik saja buat masyarakat, tetapi ini momen Pilkada jangan sampai isinya menjelek-jelekan salah satu pasangan tertentu. Karena rumah ibadah kan tidak boleh digunakan untuk berkampanye.

"Bijaklah, karena kami sudah sejak lama aman dan tenteram. Dan jangan buat kami berpecah belah di antara kami hanya karena kami berbeda pilihan," tegasnya.

Abdullah menambahkan warga Pulau Pramuka hampir 60 persen memiliki ikatan saudara. Sehingga, tablig akbar berbau politik bisa membuat warga terpecah belah.

Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan mestinya panitia sudah mengajukan izin tiga hari sebelumnya dalam penyelenggaraan tablig akbar. Namun sampai saat ini permohonan izin itu belum diterima polda Metro Jaya.

"Saya menghormari Aa Gym. Namun kalau belum berizin sebaiknya ditunda dulu, setelah masa Pilkada DKI selesai silakan saja. Ini kan masa kampanye, bisa jadi orang akan menganggap Aa Gym tengah berkampanye apalagi di dalam masjid, jelas pelanggaran," pungkas Abdullah.

Terpisah, kubu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merasa kondisi ini semakin membuat pihaknya yakin ada rekayasa kasus.

"Semakin terlihat bahwa kasus penistaan agama semakin direkayasa dong," kata salah satu kuasa hukum Ahok, Humphrey Djemat saat dihubungi.

Dia juga menyebut, tudingan rekayasa ini semakin diperkuat lantaran tidak ada warga Kepulauan Seribu melaporkan Ahok ke Kepolisian atas kasus tersebut. Pihaknya juga mengklaim tidak ada warga di Kepulauan Seribu merasa tersinggung atas ucapan Ahok.

"Karena sudah sejak awal tidak satu pun orang Pulau Seribu yang mendengar sambutan Ahok, melaporkan Ahok bahkan tidak ada yang protes sama sekali hari ini," ungkapnya.

Tablig akbar rencana dilaksanan hari Senin, (9/1). Acara ini merupakan rangkaian kegiatan safari Bela Islam dilakukan pada 2 Desember 2016 lalu atau dikenal aksi 212.

Pemilihan Pulau Pramuka sengaja dilakukan GNPF-MUI. Sebab lokasi ini menjadi tempat kejadian Ahok diduga melakukan penistaan agama dengan mengutip surah Al Maidah ayat 51 ketika melakukan kegiatan sebagai gubernur DKI Jakarta, beberapa waktu lalu.

Gelaran safari aksi bela Islam tidak hanya dilakukan di Pulau Pramuka. GNPF-MUI belakangan kerap melakukan aksi di berbagai daerah di Indonesia.


MERDEKA.COM

Tidak ada komentar