Breaking News

Anggap Telah Hina Indonesia, TNI Hentikan Kerja Sama Militer, Ini Tanggapan Australia...

CANBERA - Pemerintah Indonesia menghentikan sementara semua kerja sama militer dengan Australia. Ini dilakukan setelah adanya materi yang dianggap menghina, yang dipajang di markas pasukan komando Australia di Perth.

Menteri Pertahanan Australia Marise Payne hari ini mengkonfirmasi penghentian sementara kerja sama militer antara Indonesia dan Australia.

"Sejumlah interaksi antara kedua organisasi pertahanan telah ditunda hingga masalah ini diselesaikan," ujar Payne seperti dilansir media News.com.au, Rabu (4/1/2017). Disebutkan Payne, hal itu terkait dengan sejumlah materi pelatihan di pusat pelatihan bahasa. Namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Dikatakan Payne, kepala Pasukan Pertahanan Australia, Mark Binskin telah menyampaikan kepada Panglima TNI Gatot Nurmantyo bahwa masalah ini akan ditangani. Namun Indonesia memutuskan untuk menghentikan sementara kerja sama militer dengan Australia.

Ditambahkan Payne, penyelidikan hal tersebut masih terus berlangsung. "Kami akan bekerja sama dengan Indonesia untuk memulihkan kerja sama penuh secepat mungkin," tandas Payne.

Sebelumnya, juru bicara TNI Mayor Jenderal Wuryanto mengatakan kepada ABC, bahwa kerja sama militer antara TNI dengan Angkatan Bersenjata Australia dihentikan segera.

Menurut laporan yang diperoleh ABC, materi yang dianggap menghina tersebut ditemukan saat pasukan komando Indonesia (Kopassus) sedang berlatih dengan pasukan komando Australia (Special Air Service) di salah satu unit mereka di Perth, Australia Barat pada Desember 2016 lalu.

Mayjen Wuryanto menolak memberikan pengukuhan mengenai alasan penghentian kerja sama, dengan mengatakan ini adalah masalah teknis, dan selalu ada 'pasang surut dalam setiap kerjasama antar militer kedua negara."

Saat ini ada beberapa kerja sama antara Australia dan Indonesia, termasuk latihan militer bilateral dan multilateral, pertukaran pendidikan di Australia dan di Indonesia, juga kerja sama operasional dalam bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana, termasuk mencari pesawat Malaysia Airlines MH370.


DETIK.COM

Tidak ada komentar