SBY Jangan Gunakan Politik Baper Dong, Soal Penyadapan
JAKARTA - Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Masinton Pasaribu, meminta Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar jangan terlalu membawa perasaan soal penyadapan.
Hal ini merujuk pada pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) pada Rabu (1/2) kemarin, bahwa pernyataan Kuasa Hukum Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang mengetahui ada percakapan antara dirinya dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma'aruf Amin membuktikan bahwa HP-nya telah disadap.
"Apa yang disampaikan Pak Presiden SBY tiba-tiba merasa disadap, kami juga enggak tahu siapa yang menyadap dan tiba-tiba saja beliau mengutarakan itu, mengritik intelijen. Beliau juga tidak menjelaskan siapa yang menyadap itu. Kalau menurut saya adalah bentuk diri terlalu bawa perasaan (Baper) dan politik baper ini menurut saya tidak etik dibawa ke publik karena apa-apa bawa perasaan," jelas Masinton di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (2/2).
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menambahkan, publik juga tidak paham kemana arah dari pembicaraan SBY yang menyebutkan dia disadap. Politik baper ini, sambung Masinton, semacam sebuah dramatisasi konflik, memposisikan diri sebagai korban fitnah.
"Ada dramatisasi seakan-akan sebagai korban fitnah dan juga sesungguhnya tidak etis disampaikan Presiden Keenanam. Seharusnya bangsa ini diberi tenang, tidak dikisruhkan dengan isu-isu yang menurut saya pribadi, isunya sangat pribadi, privat," tegas dia. (gatra)
Tidak ada komentar