Tidak Masuk Akal, Cangkul kok Impor...!!
PANTURAPOS - Pemerintah melalui PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) tercatat mengimpor cangkul dari China. Cangkul impor ini masuk melalui Medan pada Agustus lalu. Hal itu dinilai Himpunan Masyarakat Untuk Kemanusiaan dan Keadilan sebagai penghinaan bagi Bangsa Indonesia.
Sekjen Humanika Syaroni menungkapkan dibukanya keran importasi cangkul sama saja memukul pembuat cangkul dalam negeri.
“Pemerintah yang seharusnya melindungi keberlangsungan usaha kecil ternyata telah membuat kebijakan yang bisa membunuh keberadaan usaha rakyat,” ujar Syaroni dalam keterangan pers diterima merdeka.com, Sabtu (29/10).
Tak hanya itu, Syaroni merasa heran dimana letak kesulitan dalam memproduksi cangkul sehingga pemerintah membuka keran impor.
“Impor tersebut sangat tidak masuk akal karena dimana letak sulitnya memproduksi cangkul sehingga harus mengimpornya dari China,” tuturnya.
“Rasanya bangsa ini tidak kekurangan sumber daya manusia dan juga tidak kekurangan bahan baku untuk memproduksi cangkul. Sehingga kebijakan pemerintah mengimpor cangkul bisa dianggap menghinakan diri di hadapan bangsa-bangsa di dunia,” tambah Syaroni.
Dalih bakal maraknya beredar cangkul ilegal pun dinilai Syaroni sebagai ketakutan yang tak masuk di akal. “Mestinya dalih akan beredarnya cangkul ilegal bisa diatasi dengan mengerahkan aparat terkait. Tidak boleh dalih tersebut dengan serta merta dijadikan pembenaran untuk melakukan impor cangkul,” ujarnya.
Untuk itu, Syaroni mendesak pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan tersebut. “Presiden Jokowi menggerakkan usaha rakyat untuk memproduksi cangkul secara massal sehingga kebutuhan nasional dapat terpenuhi tanpa harus mengimpor dan mengevaluasi para pejabat yang terlibat dalam impor cangkul dari China,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pemerintah melalui PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) tercatat mengimpor cangkul dari China. Cangkul impor ini masuk melalui Medan pada Agustus lalu.
Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), Syailendra mengatakan, pihaknya telah mendapat izin dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). kemendag telah memberi penunjukkan PT PII sebagai importir cangkul resmi.
“Agustus cangkul dari China sudah masuk, masuknya ke Medan. Kalau tidak salah kita dapat izin impor cangkul sampai Desember, sudah dapat izin kemendag,” ucap Syailendra ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Sabtu (29/10).
Menurutnya, impor cangkul perlu dilakukan untuk menekan peredaran cangkul impor ilegal. Kebutuhan cangkul dalam negeri memang cukup tinggi. Namun demikian, Syailendra tidak menyebut berapa banyak cangkul yang akan diimpor secara resmi.
“Kita ada surat persetujuan impor dari Kemendag. Terus terang kita untuk selama ini ilegal banyak masuk. Sedangkan kita sesuai nawacita Pak Jokowi mau memberantas barang ilegal. survei di lapangan banyak alat pertanian impor tapi ini izin dari mana, tidak tahu,” katanya.(JURNALINDONESIA)
Sekjen Humanika Syaroni menungkapkan dibukanya keran importasi cangkul sama saja memukul pembuat cangkul dalam negeri.
“Pemerintah yang seharusnya melindungi keberlangsungan usaha kecil ternyata telah membuat kebijakan yang bisa membunuh keberadaan usaha rakyat,” ujar Syaroni dalam keterangan pers diterima merdeka.com, Sabtu (29/10).
Tak hanya itu, Syaroni merasa heran dimana letak kesulitan dalam memproduksi cangkul sehingga pemerintah membuka keran impor.
“Impor tersebut sangat tidak masuk akal karena dimana letak sulitnya memproduksi cangkul sehingga harus mengimpornya dari China,” tuturnya.
“Rasanya bangsa ini tidak kekurangan sumber daya manusia dan juga tidak kekurangan bahan baku untuk memproduksi cangkul. Sehingga kebijakan pemerintah mengimpor cangkul bisa dianggap menghinakan diri di hadapan bangsa-bangsa di dunia,” tambah Syaroni.
Dalih bakal maraknya beredar cangkul ilegal pun dinilai Syaroni sebagai ketakutan yang tak masuk di akal. “Mestinya dalih akan beredarnya cangkul ilegal bisa diatasi dengan mengerahkan aparat terkait. Tidak boleh dalih tersebut dengan serta merta dijadikan pembenaran untuk melakukan impor cangkul,” ujarnya.
Untuk itu, Syaroni mendesak pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan tersebut. “Presiden Jokowi menggerakkan usaha rakyat untuk memproduksi cangkul secara massal sehingga kebutuhan nasional dapat terpenuhi tanpa harus mengimpor dan mengevaluasi para pejabat yang terlibat dalam impor cangkul dari China,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pemerintah melalui PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) tercatat mengimpor cangkul dari China. Cangkul impor ini masuk melalui Medan pada Agustus lalu.
Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), Syailendra mengatakan, pihaknya telah mendapat izin dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). kemendag telah memberi penunjukkan PT PII sebagai importir cangkul resmi.
“Agustus cangkul dari China sudah masuk, masuknya ke Medan. Kalau tidak salah kita dapat izin impor cangkul sampai Desember, sudah dapat izin kemendag,” ucap Syailendra ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Sabtu (29/10).
Menurutnya, impor cangkul perlu dilakukan untuk menekan peredaran cangkul impor ilegal. Kebutuhan cangkul dalam negeri memang cukup tinggi. Namun demikian, Syailendra tidak menyebut berapa banyak cangkul yang akan diimpor secara resmi.
“Kita ada surat persetujuan impor dari Kemendag. Terus terang kita untuk selama ini ilegal banyak masuk. Sedangkan kita sesuai nawacita Pak Jokowi mau memberantas barang ilegal. survei di lapangan banyak alat pertanian impor tapi ini izin dari mana, tidak tahu,” katanya.(JURNALINDONESIA)
Tidak ada komentar