Pengusutan Korupsi Masjid Jadi Titik Awal Mengungkap Jaringan Koruptor Di Pemprov DKI
JAKARTA – Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) menyebut, pengusutan kasus dugaan korupsi yang membidik mantan Wali Kota Jakarta Pusat, Sylviana Murni, bagus untuk membongkar birokrat korup.
Menurut koordinator TPDI, Petrus Salestinus, kasus korupsi Masjid Al Fauz harus menjadi titik awal membongkar jaringan koruptor di dalam tubuh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang sudah akut.
“Salah satu pintu masuk untuk mengungkap secara komprehensif adalah mengkaitkan dugaan korupsi itu dengan harta kekayaan pejabat,” kata Petrus kepada Kriminalitas.com di Jakarta, Sabtu (28/1/2017).
Petrus melanjutkan, modus yang dilakukan dalam korupsi masjid Al Fauz adalah penambahan anggaran yang pada semula Rp 2,7 miliar menjadi Rp 5,6 miliyar pada tahun 2011.
“Penambahan ini ternyata tak diikuti dengan perbaikan kualitas gedung dan spesifikasinya tak sebanding dengan harga yang dibayarkan,” ungkap Petrus.
Dia sendiri mengakui, modus semacam ini sudah menjadi budaya di kalangan birokrasi. Ia curiga, hal yang sama dilakukan Sylviana Murni selama 32 tahun berkecimpung di pemerintahan.
“Saya mendesak agar LHKPN Sylviana dan pejabat lain dibuka ke publik,” katanya.
Ia berpendapat, hal ini menjadi sangat penting karena kebanyakan LHKPN pejabat selama ini dimanfaatkan untuk mendapatkan justifikasi bahwa kekayaan yang diperoleh dan dilaporkan ke KPK merupakan sertifikat yang menjamin bahwa dirinya bersih dari korupsi.
“Padahal melalui sebuah penyelidikan dan penyidikan bisa diperoleh fakta mencengangkan bahwa pejabat itu berbohong ketika mengisi LHKPN dan tidak dapat membuktikan ratio antara penghasilan yang dimiliki dengan gaji yang sah,” ujar dia. (KS)
Tidak ada komentar