Breaking News

Islam Ajarkan Kasih Sayang Dan Kedamaian, Bukan Ajarkan Teror Dan Kebencian

PALEMBANG  – Ajaran islam tidak pernah mengajarkan kekerasan untuk memaksakan kehendak agamanya, karena ungkap Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palembang, Saim Marhadan, dalam ajaran Islam yang sebenarnya, selalu mengajarkan kasih sayang dan memberikan rasa nyaman serta kasih sayang.

“Islam itu, rahmatanlilalamin, yakni islam yang penuh dengan kasih sayang, saling mencintai sesama umat dan kita tidak bisa memaksakan kehendak. Jadi sangat disayangkan jika ada yang mengatasnamakan umat islam berbuat hal yang justru dilarang oleh agama, seperti teror bom bunuh diri,” jelasnya, Selasa (26/12).

Saim sangat menyayangkan jika kejadian yang saat ini terjadi di beberapa kota terkait rencana aksi bom bunuh diri mengatasnamakan umat islam. Walaupun di Palembang sendiri pernah terjadi pengerebekan terhadap terduga teroris.

“Harus diketahui Islam adalah agama yang supel, dan saling menghargai pemeluk agama lain. Jadi, islam tidak pernah dengan mudah menyalahkan orang lain, artinya tidak pernah ada kekerasan dalam melaksanakan ajaran islam,” imbuhnya.

Lebih lanjut disampaikan Saim, rosulallah mengajarkan agama dengan moral, akhlak, dan lemah lembut, bukan mengajarkan dengan kekerasan Dimana, dalam ajaran yang disampaikan, memang diperbolehkan membunuh orang yang menghina agamamu, tetapi jangan yang berlebihan.

“Jadi jika ada yang bilang islam mengajarkan membela agama dengan cara bom bunuh diri, itu tidak pernah diajarkan islam,” terangnya.

Lanjut Saim, yang kedua, sebagai negara kesatuan republik indonesia, sebagai warga negara yang baik, tidak dapat memaksakan diri menjadikan negara ini sebagai negara islam. Karena dalam undang-undang sudah dijelaskan, jika negara kita menganut paham bhineka tunggal ika.

“Katakanlah mayoritas 85 persen masyarakat di indonesia adalah pemeluk agama islam, 15% beragama lain, apakah yang 15 perse ingin kita paksa masuk agama islam, tidak mungkin kan,” tuturnya.

Harus diketahui jika negara kita menganut paham kebebasan beragama menurut kepercayaan selama hal itu tidak bertentangan dengan hukum.

Jadi, untuk mengantisipasi adanya hal tersebut, alangkah baiknya masyarakat dalam menjalankan ajaran agamanya secara benar, khususnya bagi penganut agama mayoritas yakni islam.

Contoh, sebaiknya kita sebagai umat islam dapat menjalankan ajaran yang sudah diajarkan nabi besar Muhammad.SAW dengan benar, salah satunya memjalankan ibadah sholat lima waktu.


(jurnalsumatera)

Tidak ada komentar